Kehidupan Politik dan Ekonomi Masa Orde
Baru
Kamu pastinya sudah nggak
asing dong ketika mendengar kata ‘Orde Baru’? Ya, Orde Baru adalah masa sebelum
Reformasi dan masa sesudah Orde Lama. Sekedar informasi aja nih Squad, jadi
yang memberi nama orde lama itu adalah pemerintahan orde baru, padahal Bung
Karno tidak suka dengan sebutan itu, Ia lebih suka disebut orde revolusi. Nah,
pada artikel ini kita akan memelajari kehidupan politik dan
ekonomi masa orde baru. Yuk simak biar pengetahuan kamu lebih
banyak lagi.
KEHIDUPAN
POLITIK ORDE BARU
Kalau
kita bicara soal orde baru, pasti yang paling teringat adalah nama Soeharto.
Ya, orde baru dipimpin oleh Soeharto selama 32 tahun. Waktu yang tidak
sebentar. Selama 32 tahun masa kepemimpinannya, banyak kebijakan yang memiliki
pengaruh cukup besar terhadap proses berjalannya Negara kita ini. Mulai dari
kebijakan politik maupun kebijakan ekonomi.
Kebijakan
politik yang dikeluarkan terbagi menjadi dua, yaitu kebijakan politik dalam
negeri dan luar negeri. Masing-masing kebijakan tentunya dikeluarkan
berdasarkan kebutuhan Negara. Idealnya, kebijakan yang dikeluarkan adalah yang
menguntungkan dan mengedepankan kepentingan rakyat banyak. Nah,
kita lihat nih beberapa kebijakan politik pada masa orde baru.
Kebijakan
Politik Dalam Negeri
1. Pelaksanaan pemilu 1971
Pemilu
yang sudah diatur melalui SI MPR 1967 yang menetapkan pemilu akan dilaksanakan
pada tahun 1971 ini, berbeda dengan pemilu pada tahun 1955 (orde revolusi atau
orde lama). Pada pemilu ini para pejabat pemerintah hanya berpihak kepada salah
satu peserta Pemilu yaitu Golkar. Dan kamu tahu? Golkar lah yang selalu
memenangkan pemilu di tahun selanjutnya yaitu tahun 1977, 1982, 1987, 1992,
hingga 1997.
2. Penyederhanaan partai politik
Penyederhanaan
partai politik menjadi dua partai dan satu golongan karya yaitu:
3. Dwifungsi ABRI
Dwifungsi
ABRI adalah peran ganda ABRI sebagai kekuatan pertahanan keamanan dan sebagai
kekuatan sosial politik. Sebagai kekuatan sosial politik ABRI diarahkan untuk
mampu berperan secara aktif dalam pembangunan nasional. ABRI juga memiliki
wakil dalam MPR yang dikenal sebagai Fraksi ABRI, sehingga kedudukannya pada
masa Orde Baru sangat dominan.
4. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4)
Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P-4 atau Ekaprasetya Pancakarsa,
bertujuan untuk memberi pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat mengenai
Pancasila. Semua organisasi tidak boleh menggunakan ideologi selain Pancasila,
bahkan dilakukan penataran P4 untuk para pegawai negeri sipil.
Kebijakan
Politik Luar Negeri Indonesia antara lain
1. Indonesia kembali menjadi anggota PBB
Pada
saat Indonesia keluar dari PBB tanggal 7 Agustus 1965, Indonesia terkucil dari
pergaulan internasional dan menyulitkan Indonesia secara ekonomi maupun politik
dunia. Keadaan ini kemudian mendorong Indonesia untuk kembali menjadi anggota
PBB berdasarkan hasil sidang DPRGR. Pada tanggal 28 September 1966, Indonesia
resmi aktif kembali menjadi anggota PBB.
2. Pemulihan hubungan diplomatik dengan Malaysia dan Singapura
Pada
tahun 1965, terjadi konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia dan Singapura.
Untuk memulihkan hubungan diplomatik, dilakukan penandatanganan perjanjian
antara Indonesia yang diwakili oleh Adam Malik dan Malaysia yang diwakili oleh
Tun Abdul Razak pada tanggal 11 Agustus 1966 di Jakarta. Pemulihan hubungan
diplomatik dengan Singapura melalui pengakuan kemerdekaan Singapura pada tanggal
2 Juni 1966.
3. Memperkuat Kerja Sama Regional dan Internasional
Indonesia
mulai memperkuat kerjasama baik regional dan internasional dengan melakukan
beberapa upaya, yaitu:
KEHIDUPAN
EKONOMI
Pemerintahan
orde baru memiliki slogan yang menunjukkan fokus utama mereka dalam
memberlakukan kebijakan ekonomi, yaitu Trilogi Pembangunan.
Bukan
tanpa dasar, Trilogi Pembangunan dibuat karena Indonesia mengalami inflasi yang
sangat tinggi pada awal tahun 1966, kurang lebih sebesar 650% setahun. Nah,
beberapa kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pada masa orde baru adalah:
1. Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)
Pada
April 1969, pemerintah menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) yang
bertujuan untuk meningkatkan sarana ekonomi, kegiatan ekonomi serta kebutuhan
sandang dan pangan. Repelita ini akan dievaluasi selama lima tahun sekali.
a.
Repelita I (1 April 1969-31
Maret 1974) Sasaran utama yang hendak dicapai adalah pangan, sandang, papan,
perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Pertumbuhan ekonomi
berhasil naik 3 sampai 5,7% sedangkan tingkat inflasi menurun menjadi 47,8%.
Namun,
kebijakan pada masa Repelita I dianggap menguntungkan investor Jepang dan
golongan orang-orang kaya saja. Hal ini memicu timbulnya peristiwa Malapetaka
Lima Belas Januari (Malari).
b.
Repelita II (1 April 1974 -
31 Maret 1979) menitikberatkan pada sektor pertanian dan industri yang mengolah
bahan mentah menjadi bahan baku.
c.
Repelita III (1 April
1979-31 Maret 1984) Pelita III menekankan pada Trilogi Pembangunan dengan
menekankan pada azas pemerataan, yaitu:
d.
Repelita IV (1 April 1984 -
31 Maret 1989) menitikberatkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan
dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin sendiri.
e.
Repelita V (1 April 1989-31
Maret 1994) menitikberatkan pada sektor pertanian untuk memantapkan swasembada
pangan, meningkatkan produksi pertanian, menyerap tenaga kerja, dan mampu
menghasilkan mesin-mesin sendiri.
f.
Repelita VI dimulai pada
tahun 1994, pembangunan berfokus pada pada sektor ekonomi, industri, pertanian
dan peningkatan sumber daya manusia.
2. Revolusi Hijau
Revolusi
Hijau pada dasarnya adalah suatu
perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional (peasant) ke cara
modern (farmers). Untuk meningkatkan produksi pertanian umumnya
dilakukan empat usaha pokok, yang terdiri dari:
a.
Intensifikasi, yaitu penelitian,
pengembangan, dan penerapan teknologi pertanian untuk memanfaatkan lahan yang
ada guna memperoleh hasil yang optimal; Perubahan ini dilakukan melalui program
Panca Usaha Tani yang terdiri dari:
- pemilihan dan penggunaan bibit unggul dan varietas unggul
- pemupukan yang cukup
- pengairan yang cukup
- pemberantasan hama secara intensif
- teknik penanaman yang baik
b.
Ekstentifikasi, yaitu perluasan
lahan pertanian untuk memperoleh hasil pertanian yang lebih optimal;
c.
Diversifikasi (keanekaragaman
usaha tani);
d.
Rehabilitasi (pemulihan
daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis).
Sekarang
kamu sudah tahu kan seperti apa kehidupan politik dan ekonomi masa orde baru?
Meskipun kamu tidak mengalaminya, setidaknya kamu sudah mengetahui beberapa hal
penting yang terjadi pada masa orde baru. Nah terjadinya reformasi, itu karena
pengaruh dari kebijakan-kebijakan yang tadi disebutkan Squad. Oleh karena itu,
memelajari sejarah secara bertahap menjadi sangat penting. Karena antara satu
dengan yang lainnya saling berkaitan.
Sistem Pemerintahan Pada Masa Orde Baru Tahun 1966 – 1998
Sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat ini Indonesia sudah
mengalami beberapa periode sistem pemerintahan, salah satunya adalah era Orde
Baru (Orba) yang berlangsung sejak tahun 1966 – 1998. Orde Baru adalah istilah
yang digunakan untuk menyebut masa pemerintahan yang terjadi di Indonesia
setelah mundurnya Presiden Soekarno. Presiden pengganti Soekarno pada masa Orde
Baru adalah Soeharto yang mendapatkan mandatnya melalui Supersemar setelah
terjadinya peristiwa G30S PKI di tahun 1965.
Orde Baru dimulai dengan tekad untuk mengabdi kepada kepentingan rakyat dan
negara yang didasari Pancasila serta UUD 1945. Era Orde Baru juga dibuat untuk
mengatasi penyimpangan di masa orde lama. Berbagai kondisi lain seperti ekonomi
yang terpuruk dengan tingkat inflasi mencapai 600 persen, munculnya Tritura
yang dipicu oleh latar belakang G30S PKI, dan lain sebagainya turut menurunkan
tingkat kepercayaan rakyat kepada pemerintah.
Pemerintahan di Masa Orba
Era Sistem pemerintahan pada masa Orde
Baru dimulai sejak 23 Februari 1966 sampai 21 Mei 1998 dalam bentuk Negara
Indonesia Kesatuan (NKRI), sistem pemerintahan Presidensial, bentuk
pemerintahan Republik dan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi atau undang –
undang yang berlaku. Secara sistem, pemerintahan Orde Baru tidak memiliki
perubahan berarti dari era sebelumnya. Namun tetap ada beberapa perbedaan
mendasar dilihat dari masa orde baru yang diubah karena dianggap sebagai
penyimpangan di masa orde lama.
Misalnya jabatan Presiden menjadi seumur
hidup, dan belum adanya MPR, DPR dan DPA yang sah. Sistem pemerintahan masa
Orde Baru mengubah tatanan kehidupan rakyat dan negara dengan berlandaskan
kemurnian pelaksanaan Pancasila serta UUD 1945 untuk setiap kebijakan
pemerintah. Beberapa pokok sistem pemerintahan pada masa Orde Baru yang
tercantum pada Penjelasan UUD 1945 yaitu:
§ Indonesia adalah negara hukum yang menganut sistem konstitusional
§ Kekuasaan negara
tertinggi ada di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
§ Presiden adalah
penyelenggara pemerintahan negara tertinggi dan berada di bawah MPR
§ Menteri adalah
pembantu Presiden dan tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR)
§ Presiden tidak
bertanggung jawab kepada DPR
§ Kekuasaan yang
dimiliki Kepala Negara atau Presiden tidak tak terbatas.
Pelaksanaan pemerintahan Orde Baru pada prakteknya menyimpang
dari pokok – pokok awalnya. Kekuasaan dipegang penuh oleh Presiden dan walaupun
pada awalnya kehidupan demokrasi di Indonesia menunjukkan kemajuan, tetapi
dalam perkembangannya ternyata tidak jauh berbeda prakteknya dengan masa Demokrasi
Terpimpin. Jika dulunya pemerintah Indonesia pada masa Orba berniat menjalankan
Demokrasi Pancasila dan memutuskan sistem berdasarkan Trias Politika, tetapi
hal tersebut juga tidak berjalan dengan baik. Orde Baru bertujuan untuk
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen, terbukti dari
beberapa peraturan berikut yang membuat UUD 1945 menjadi konstitusi yang sangat
sakral yaitu:
§ Ketetapan MPR nomor
I/MPR/1983 menyatakan bahwa MPR telah menetapkan untuk mempertahankan UUD 1945
dan tidak akan merubahnya.
§ Ketetapan MPR nomor
IV/MPR/1983 mengenai Referendum yang antara lain menyatakan bahwa apabila MPR
hendak mengubah UUD 1945 maka rakyat terlebih dulu harus dimintai pendapat
melalui referendum.
§ UU no. 5 tahun 1985
mengenai Referendum yang menjadi suatu pelaksanaan dari Tap MPR sebelumnya.
Dalam sistem pemerintahan pada masa Orde
Baru juga dilakukan perampingan partai – partai politik sehingga hanya menjadi
tiga partai, yaitu Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan Pembangunan (PPP),
dan Partai Perjuangan Indonesia (PDI). Dalam pelaksanaannya, Golkar menjadi
mayoritas tunggal yang selalu memenangkan setiap pemilu di masa Orde Baru.
Ketidak puasan apapun yang muncul pada masa itu dengan cepat langsung diredam. Ciri pokok Orde Baru yang
tampak pada sistem pemerintahan pada masa Orde Baru yaitu bahwa Lembaga
Kepresidenan memegang kekuasaan yang sangat besar.
Hampir semua kewenangan Presiden yang
diatur menurut UUD 1945 dilakukan tanpa keterlibatan pertimbangan dan
persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Sistem demikian bisa berdampak positif
dengan kendali di tangan Presiden maka seluruh penyelenggaraan pemerintahan
bisa dikendalikan sehingga pemerintahan lebih solid, stabil dan tidak mudah
digoyahkan. Akan tetapi tanpa adanya pengawasan dan persetujuan DPR maka
kewenangan Presiden menjadi mudah disalahgunakan.
Kelebihan Sistem Pemerintahan Orde Baru
Kondisi negara perlahan mulai menemukan makna orde baru berkat
berbagai sistem pemerintahan pada masa Orde Baru yang diterapkan, yaitu dengan
terlihatnya perbaikan di berbagai bidang. Beberapa kelebihan orde baru yaitu:
1.
Angka Gross Domestik Produk Indonesia secara perkapita meningkat
hingga lebih dari 1000% dari hanya mencapai 70 dolar pada tahun 1968, dan pada
1996 meningkat menjadi 1000 persen hingga mencapai lebih dari 1.565 dolar
Amerika.
2.
Kesuksesan program keluarga berencana yang mengedepankan slogan
‘Dua Anak Cukup’.
3.
Program pemberantasan buta huruf yang dilakukan di masyarakat
dengan sukses sehingga tingkat pengangguran pun berkurang.
4.
Bidang swasembada pangan juga menemui kesuksesan sehingga negara
dapat mencukupi kebutuhan pangan rakyat, membuktikan bahwa Indonesia adalah
negara agraris yang tidak perlu mengekspor untuk memenuhi kebutuhan pangan.
5.
Sukses mencanangkan program Rencana Pembangunan Lima Tahun
(Repelita)
6.
Situasi keamanan di dalam negeri tetap stabil.
7.
Mensukseskan program nasional Gerakan Nasional Orangtua Asuh
(GN-OTA) dan Gerakan Wajib Belajar untuk seluruh rakyat yang masih masuk usia
pelajar.
8.
Bekerjasama dengan investor asing dan menerima banyak pinjaman
dana dari luar negeri.
Kekurangan Pemerintahan Orde Baru
Sebagaimana
lazimnya suatu kebijakan tetap memiliki dua sisi. Selain kelebihan ada juga
kekurangan orde baru, terutama berasal dari penyimpangan pada masa orde
baru yang pemerintah. Kekurangan sistem pemerintahan pada masa orde baru yaitu:
1.
Berkembangnya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme di
pemerintahan.
2.
Pembangunan di Indonesia tidak merata di setiap daerah misalnya
di Aceh dan Papua tidak tersentuh pembangunan sehingga menimbulkan
pemberontakan di kalangan masyarakat. Sehingga kesenjangan sosial di masyarakat
juga meningkat.
3.
Terjadinya pelanggaran hak asasi manusia terhadap masyarakat
kalangan non pribumi
4.
Kebebasan pers juga dikekang sebagai salah satu bentuk kebijakan
politik pada masa orde baruHal itu tidak dialami oleh pers pada masa orde
baru yang lebih bebas.
5.
Sistem birokrasi yang negatif semakin berkembang dikenal dengan
istilah ‘Asal Bapak Senang’ yang diingat sampai sekarang bahkan sulit dihapus
dari kebiasaan.
6.
Sistem keamanan menggunakan kekerasan untuk menekan protes
terhadap pemerintah.
7.
Kekayaan negara banyak dikuasai dan dieksploitasi swasta.
Kebijakan ekonomi terlalu berpihak pada investasi asing.
8.
Kalangan tentara ikut mengurusi politik negara dengan Dwifungsi
ABRI.
9.
Kekuasaan satu pihak atau Presiden berkelanjutan dan termasuk
otoriter tanpa adanya tanda – tanda akan peralihan kekuasaan.
10.
Adanya program transmigrasi yang ditetapkan pemerintah dan
menimbulkan kecemburuan penduduk setempat karena tunjangan yang cukup besar
untuk para transmigran pada tahun – tahun pertamanya.
11.
Kekuasaan Presiden berada diatas UUD 1945.
Segala kelebihan dan kekurangan dalam sistem pemerintahan orde
baru tersebut membuat masyarakat yang awalnya merasa nyaman mulai terusik,
terutama karena berbagai penyimpangan sistem pemerintahan yang terjadi dan
ketidak bebasan mengungkapkan pendapat. Tuntutan akan perubahan kepemimpinan
dan sistem pemerintahan mulai mengemuka. Terlebih lagi saat itu imbas dari
krisis ekonomi Asia juga mempengaruhi Indonesia.
Berbagai
demonstrasi dan tuntutan pun terus bergulir hingga menyebabkan korban tragedi trisakti
1998 sejumlah empat orang mahasiswa yang berdemonstrasi menuntut
kemunduran Presiden Soeharto. Peristiwa itu dikenal dengan sejarah
peristiwa trisakti yang akhirnya menyebabkan kerusuhan Mei 1998 yang
berbau SARA. Akhirnya Presiden Soeharto mengundurkan diri setelah rentetan
kejadian tersebut, dan Indonesia memasuki era Reformasi dalam pemerintahan.
Orde
Baru adalah suatu sistem pemerintahan yang terbentuk setelah terjadinya tragedi
nasional pada 1965. Orde Baru dapat berlangsung selama 32 tahun karena mampu
menciptakan stabilitas sosial politik dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)
secara bertahap dan berkesinambungan.
Pertanyaan
1.
Jelaskan latar belakang lahirnya supersemar?
2.
Mengapa Supersemar dijadikan sebagai tonggak
lahirnya Orde Baru?
3.
Apa yang menjadi dasar Indonesia kembali masuk
menjadi anggota PBB tahun 1966
4.
Bagaimana pendapatmu tentang pelaksanaan
REPELITA yang dijalankan pada masa Orde Baru
5.
Apa tanggapanmu tentang kelebihan sistem
pemerintahan Orde Baru
6.
Bagimana keadaan sekarang bila dibandingkan
dengan masa Orde Baru
Kerjakan di buku kemudian foto
dan kirim melalui WA ke 085659063315
Jangan lupa mengisi Coment dengan menuliskan nama dan kelas,
jika tidak mengisi Coment dianggap
tidak hadir